9.12.11

DESI's cerpen


12/4/2011
Sebuah cerpen karya : Desi Ristiani

Jimmy
&
Rebecca
Sinopsis
Cerita cinta seorang pemuda sederhana yang mencintai  perempuan cantik dan lebih kaya darinya.Dia lebih memiliki segalanya.Meski awalnya ia ragu,namun akhirnya perempuan itupun membalas cintanya.Atas nama cinta yang begitu besar padanya,ia rela menyembunyikan profesinya sebagai pengantar pizza.1 alasan yang membuatnya harus bekerja keras menutupinya adalah semata-mata karena ia tak mau wanita yang  dicintainya pergi dari kehidupannya.Namun saat-saat yang mendebarkan itu tiba.Rahasiapun tumpah begitu saja.Akankah sang wanita akan tetap mencintainya?ataukah ia pergi meninggalkannya dan berakhirkah kisah mereka sampai disitu?


Prolog
Disebuah gerbong kereta api Jakarta menuju Bandung.
Aku  bertemu dengannya pada suatu malam yang suasananya gelap,romantis.Pada sebuah lorong-lorong  yang  tak begitu banyak orang.Pada sebuah deru kerasnya kereta api.Tepatnya pada sebuah gerbong kereta api Jakarta menuju Bandung.Pada suasana kelam meski suara kereta itu terdengar begitu melengking ditelinga.Kemudian aku melihatnya.Perempuan itu duduk manis ditepi kaca jendela.Diantara 1 orang lelaki dan 2 orang wanita tua.Aku terkesima memandangnya atau memang dia memiliki daya tarik dalam dirinya.Matanya yang coklat bening,rambutnya panjang curly bervolume,mengenakan sepatu boot berkulit buludru bertali kelabu dan berbulu lembut,tubuhnya langsing seperti botol-botol altar wine.Sesekali mata kita bertemu,aku tersenyum untuknya.Inilah detik dimana aku bisa menikmati senyum hangat yang ia berikan dari balik bibir tipisnya yang bergincu merah dan sedikit memudar.Sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk memulai perkenalan dengannya.
“Aku,Jimmy”ucapku sambil menyodorkan tangan
“Rebecca..”dia  memamerkan giginya yang putih dan tersusun rapi.
Menit-menit berlalu tidak terasa.Perjalanan kami masih panjang.Tapi kami sudah berganti puluhan topic pembicaraan.Rebecca masih bercerita  tentang lorong-lorong kecil jalanan yang kami lewati,tentang semak-semak belukar yang tinggi,dan tentang angin malam dingin yang dibencinya.Entah kenapa aku saat itu merasa nyaman ada didekatnya.Perempuan itu bukan hanya menawan,tapi dia selalu punya pendapat sendiri tentang apa yang dilihatnya.
Rebecca terlihat cantik malam itu.Kini aku tahu benar ada garis-garis kecil di bibirnya,alis matanya begitu  lebat meski kutahu persis tak ada kesan eyebrow disana.Ada tahi lalat kecil dibawah bibirnya.Raut wajahnya terlihat sangat natural.Perempuan itu.Dialah Rebecca yang bertubuh ramping  dan berhidung mancung.Dialah Rebecca perempuan yang ditakdirkan untuk kucintai sepenuh hati.
Menit-menit berlalu lagi.Perjalanan kami akan berakhir.Tak lama  lagi kami akan tiba di Stasiun Bandung.Aku berharap besar  untuk bisa bertemu lagi dengannya dilain waktu.
“Jim,aku boleh pinjem hp kamu nggak?hp aku lowbat nih.Aku mau tlf supir buat jemput aku” pintanya setelah ia melihat ponselnya kehabisan battery.
“boleh”
Tanpa pikir panjang,aku segera sodorkan handphone dari balik saku celanaku.
 “hallo bik,tolong bilang sama mang udin suruh jemput aku di stasiun.Sekarang ya”
Itulah percakapan singkat yang kudengar.
Rebecca mengembalikan hp ku.”jim,makasih ya.Sorry banget,baru kenal udah pinjem-pinjem”
“oh ga apa-apa kok.Btw ini nomer rumah kamu ya?
Dia mengangguk.
“Boleh aku save”
“oh silakan..”jawabnya lembut sambil tersenyum.

Kereta api terhenti.Kami berjalan bersama menuju pintu keluar.
“Mang Udin udah jemput kamu?”
“mmmm…oh itu dia?”
Rebecca menunjuk sebuah mobil yang baru terhenti tepat didepannya.
“Aku,duluan ya Jim”
Jimmy langsung menuju tempat parkir,tempat biasa dai menitipkan vespanya setiap kali ia pergi ke Jakarta.
                                                                                ***
Hari-hari berlalu.Jimmy selalu sibuk  dengan rutinitasnya sebagai pengantar pizza.Dengan mengenakan  uniform yang identik dengan warna merah lengkap dengan topinya.Dia harus selalu siap melayani semua pelanggannya dengan senyuman.Mengenai Rebecca,perempuan itu sudah menjadi kekasihnya sekarang.
“Jiiiiiiimmmmm chicken fettucine personal,anterin kerumah Oma Lena ya.”
Jeritan luna,rekan kerjanya bagian operator.Luna tak perlu  beritahu Jimmy dimana alamatnya,karena Oma Lena merupakan pelanggan setia .Jadi Jimmy sering sekali kerumahnya.
“Yaaaa..Siap Boss”
Luna memandangnya  geli karena dia  berikan hormat padanya.

Ting tong…
Tibalah aku dirumah Oma Lena.
“Ehhhh Jimmy si borokokok kasep teh kamana wae siah..”Begitu dia menyapa Jimmy .Matanya terlihat sumringah ketika melihat kehadirannya.Tutur bahasanya yang sundanish dan kocak ceria itu selalu membuat Jimmy tertawa.
“Berkali-kali Oma pesan pizza,tapi bukan kamu yang antar.Kemana kamu pergi?”
“Wahhh Oma kangen sama Jimmy ya”
“Eh si borokokok pede pisan,tapi bener loh rasanya kalo bukan kamu yang antar Oma jadi ga semangat makan”
Aku tertawa dengan gombalan Oma Lena.
“Ah Oma bisa aja.Jadi kemarin tu aku cuti,terus aku ke Jakarta Oma biasalah melepas penat”
“Ohh gitu ya,ya bagus deh.Oma pikir kamu resign.”
“Enggak kok,Oma jangan takut.Oke deh aku mau langsung balik ke kedai lagi ya Oma”
“Hmmm meni cepet-cepet,yaudah berapa semuanya?”
“…”
Oma Lena memberikan sejumlah uang padanya.
“Oh iya Jim..nanti malem kerumah Oma ya.Kita main lagi.Oma boring nih boring” pintanya
 “Hmm..oke deh”
Begitulah Oma Lena,hidupnya sepi semenjak ditinggal pergi  suaminya dua tahun lalu.Oma Lena banyak bercerita tentang keluarganya.Anaknya Cuma satu,dia masih tinggal di kota yang sama.Tapi karena kesibukan dan hari-harinya yang padat,ia jarang berkunjung kerumah Oma Lena.Kini dirumahya,Oma Lena hanya tinggal dengan dua orang pembantunya.Bahkan saking dekatnya Jimmy dengan Oma Lena ia sering main kerumahnya.
                                                                                               ***
Berkali-kali Rebecca menghubungi Jimmy,namun saat itu Jimmy sangat sibuk sampai-sampai panggilan dari Rebeccapun diabaikan.Setelah beberapa detik akhirnya barulah ia sempat mengangkat tlf nya.
“Hallo sayang?sibuk banget ya sampe tlf aku ga diangkat” Tanya Rebecca pada Jimmy setelah ia lega karena Jimmy mengangkat tlfnya
“Iya nih maaf ya.Aku jemput kamu sekarang atau gimana?”
“hmm 10 menit.kalo ga sampe sini dalam waktu 10 menit aku…”
Tut..tut..tut..
Line terputus.
Jimmy menutup ponselnya dan langsung secepat kilat bersiap-siap untuk jemput Rebecca.
Luna memandang Jimmy heran karena tak biasanya dia bersikap seperti itu.
“Kesamber hantu mana lo?”
“Gue lagi buru-buru bukan kesamber.Gue pinjem kunci mobil lo ya Lun”
“Pacar baru lo tuh kayanya nyusahin lo banget ya?baru  2 Minggu pacaran udah…”
“Berisik ah!gue lagi buru-buru nih”
Luna memberikan kunci mobilnya, memicingkan mata.Memandang Jimmy yang berlalu pergi.Luna sangat menyadari perubahan sahabatnya itu.Karena dia tak pernah bersikap seperti itu sebelumnya.
                                                                                        ***
Bangunan itu berwarna biru tua,banyak dinding yang keropos terlipat waktu dan musim.Warna cat nya yang sedikit luntur menjadikan sebuah potret kolaborasi yang indah antara biru dan abu-abu.Namun ia benar-benar masih berdiri kokoh dengan cantik.Inilah salah satu bukti sejarah peninggalan Belanda .Dan Rebecca,perempuan cantik bak fairytale itu ada dibalik bangunan ini.Dengan sepatu ballet satin lengkap dengan pakaian ballerinanya.
Jimmy menunggu di waiting room.Sambil mengintip dari balik kaca.Rebecca ada diantara  puluhan perempuan berkulit mulus dengan gerakan-gerakan yang begitu luntur.
“heyy,udah  lama nunggu?”Rebecca gembira melihat kedatangan Jimmy.Kemudian ia memeluk pundaknya yang besar.
“baru dateng kok?” Jimmy meletakkan kedua telapak tangannya di kedua pipinya.
“tadi buru-buru ya?pasti ngebut bawa mobilnya?”
“iyalah kan sesuai perintah,kalo dalam 10 menit ga sampe kamu bakal..”
“bakal apa coba?aku tu belum selesai ngomong tadi.Aku ga mungkin ngancem kamu sayang.Makanya jangan langsung matiin gitu aja.”
“Hmmm yang penting sekarang aku udah disini”
“emang kamu kerja apa sih sayang,kayanya setiap hari sibuk mulu?”
Inilah pertanyaan yang paling dibenci Jimmy
“marketing director sayang” Huuhhh, bernafas lega.
 “Oke deh aku ganti baju dulu ya.Kamu tunggu disini dan jangan kemana-mana”
“Oke tuan puteri” Diciumlah kening Rebecca dengan lembut.
                                                                                ***
“kita mau kemana nih” Tanya Rebecca diperjalanan.
“kejutan”
Waktu itu pada suatu sore yang mataharinya masih bertengger.Diujung bukit yang tinggi.Yang dipenuhi rumput-rumput hijau segar lengkap dengan danau berukuran kecil persis seperti lake golf.Rebecca terbelalak ketika Jimmy menghentikan mobilnya  ditempat itu.Matanya bersinar kagum melihat pemandangan yang menjulang didepannya.Dia segera membuka pintu mobil dan berlari meninggalkan Jimmy.Jimmy memandangnya bingung lalu  segera menyusulnya.
“Reeeeeeee!!tungguuuuuuuuu.Mau kemanaaaaaaaaa??”
Jimmy berlari mengejarnya.
Langit senja semakin terlihat begitu  menawan.Gambar siluet langit di angkasa merupakan lukisan terindah yang berkepanjangan.
“udah nanti kecapean!” aku menyuruhnya untuk berhenti berlari.
“siapa suruh bawa aku ketempat kaya gini”teriaknya
“kamu mau janji sesuatu ga sama aku!”teriakku
“janji apaaaaa?”
“janji jangan pernah pergi  sama cowok lain ketempat ini!”
Rebecca berhenti berlari begitupun Jimmy.Raut mukanya berubah,entah ada berapa kerutan didahinya.Kemudian dia menghampiri Jimmy,berdiri didepan tubuhnya yang kekar dan tinggi.Jimmy terkejut bukan kepalang,ia benar-benar takut kalau pertanyaannya tadi membuat Rebecca marah.
“What u say?” Tangannya melekat pada bahu Jimmy.
“…”Jimmy diam menundukkan kepala.
Tangan lembutnya menyentuh pipi kiri Jimmy.
“Iya,aku janji” suaranya terdengar jelas dan begitu lembut.
“…”sebuah senyuman.
Itulah Rebecca.Dengan tutur bahasa yang lembut dan sederhana.Naluri keibuan yang mendarah daging pada dirinya membuat Jimmy merasa begitu nyaman berada disampingnya.
 Langit senja semakin temaram.Matahari pergi dengan perlahan  meninggalkan dunia.Meninggalkan rumput ilalang yang tinggi.Meninggalkan danau mungil yang indah.Meningalkan sepenggal kisah percintaan yang terbingkai  abadi.Meninggalkan Jimmy dan R ebecca dua insan anak manusia yang saling mencintai.

Tak lama Jimmy mengajaknya untuk pulang kerumah.Karena malam akan semakin larut.Rebecca sempat menolaknya karena ia sangat menyukai view nya.Jimmy yang berusaha keras membujuknya dan berjanji akan membawanya lagi ketempat itu akhirnya berhasil meluluhkan Rebecca.Dan Jimmy segera mengantarnya  pulang.

“bener nih ga mau masuk dulu kerumah?” Tanya Rebecca begitu ia sampai dirumahnya
Rumah Rebecca sungguh besar.Warna temboknya serba putih memberikan kesan anggun dan elegan.
“Enggak sayang udah malem,lagian aku ada janji sama temen.Takutnya dia nungguin” Jimmy mengelus lembut dagunya.
“temennya laki-laki atau..”
“perempuan sayang”
“siapa?”
“Cuma temen sayang.Kamu tenang aja ya,buat aku di dunia ini Cuma kamu yang aku sayang”
  “terus”
“Cuma kamu yang paling cantik”
“terus”
“Cuma kamu yang paling indah”
“terus”
“Cuma kamu yang aku cinta”
“terus”
“I love you”
“really?”
“…”ciuman kecil dikening Rebecca.
                                                                                ***
“Tejoooooo..Inaaaaaaah..!!” Oma Lena berteriak memanggil kedua pembantu rumahnya.Disebuah ruang   tv yang terang oleh lampu-lampu klasik bercorak teratai.
“Eh eta budak dua kamana sih meni orang tua manggil teh ga denger”gerutunya ketika  teriakkannya diabaikan.
“Inaaaaaaaah..Tejoooooooo!!” Kali ini dengan teriakkan yang lebih keras.
“Iyaaaaaa Nyonyaaaaaa”
“Iya nyonya-iya nyonya!!sini atuh kamu teh kalo dipanggil”
Inah dan Tejo tergopoh-gopoh menghampiri Oma Lena.
“Iya Nyah,maaf Nyah tadi lagi dibelakang” ucap Inah tergopoh-gopoh
“Ngapain dua-duaan dibelakang?pacaran wae siah teh gawena?”
“Iya Nyah sorry Nyah” Celoteh Inah sambil tersenyum
“Sorry-sorry deui.Udah cepet siap-siap kita mau main lagi sama si Jimmy”
“Main lagi Nyah?Soklah kali ini mah Tejo mau beli Australia”
Ting tong..
“Tuhh Jimmy udah dateng tuh,cepet buka pintu.Inah kamu siapin cemilan sama kopi susu nya!”
Tejo membuka pintu.
“Eh Mas Jimmy,kita uda pada nunggu loh mas”
“hayu ah der der kita main dimana?” ucap Oma Lena semangat
“Disaung depan aja tuh deket kolam ikan” Kata Jimmy sambil menunjuk kea rah saung mungil disebelah kolam iikan di halaman rumah Oma Lena.
“Oh hayu atulah buru.Inah tolong ambilin lotion anti nyamuk ya di pinggir tv,sieun loba reungit.”  
 Oma Lena mulai menggelar permainan monopoli,Jimmy membagikan uang,Tejo mengatur kartu-kartu dan menyusun patung-patung kecil warna-warni,dan Inah baru saja datang membawa kopi susu dengan toples-toples berisi cemilan dan lotion anti nyamuk.
Oma Lena memulai permainan dan mengocokkan dadunya.
10 menit berlalu.Canda dan tawa mengiringi permainan mereka.Suasana yang tadinya sepi kini telah ramai dengan teriakkan Oma Lena,gelak tawa Jimmy,cerewetnya Inah dan kerasnya suara Tejo.
“Baydewai si ajay naik busway,kamu ga bosen gitu nge jomblo wae,Jim?
“ah kata siapa,aku sekarang udah punya pacar lohh”
Tejo dan Inah tepuk tangan bersorak gembira.
“wahhhh meni oma ga dikasih tau,bawa sini atuh kenalin ke Oma”
“Iya Mas Jimmy ajak maen kesini biar tambah rame geng kita”Tambah Tejo
“iya iya tenang aja nanti kalo waktunya tepat,aku pasti bawa kesini”
“sok atuh,ajakin maen monopoli jeung lalajo persib bareng” timbal Oma Lena
“kayanya dia mah ga suka bola Oma,dia teh cewek anggun dia ballerina”
“ai ballerina teh naon?” Tanya Tejo
“eta nu nari-nari celana dalemnya teh keliatan” jelas Inah
Oma Lena dan Jimmy langsung tertawa terbahak-bahak.
“Eh tunggu-tunggu..ballerina?cucu Oma juga suka jadi ballerina lohh”
Semua terdiam.Suasana berubah menjadi begitu kaku.Terlebih Jimmy,degup jantungnya tiba-tiba berhenti.
“Eh Tejooooooooooo!!kamu nginjek German siah bayar pajak.Pan German udah dubeli ku Oma” Teriak Oma Lena begitu sadar patung kecil berwarna kuning milik Tejo berhenti tepat di Negara German.

Malam semakin larut,cemilan kini tinggal setengah toples,kopi susu dicangkirpun sudah dingin.Tpi semangat mereka berempat makin membara.Gelak tawa bercampur teriak telah berhasil memecah kesunyian.Bulan sabit dilangit yang megah bersinar seperti oase itu merupakan saksi bisu keceriaan mereka.
                                                                                ***
4Bulan berlalu begitu saja seperti proses air mengalir dari hulu sungai kecil hingga menuju samudera besar.Begitu juga dengan Jimmy dan Rebecca dua insan yang saling memadu kasih,hubunganya berjalan dengan sempurna.Tertawa bersama.Terharu bersama.Langit biru yang indah,senja temaram yang memerah adalah saksi bisu percintaan mereka.Rebecca sudah terbiasa memeluk tubuh kekar Jimmy .Begitu juga Jimmy, semakin hari semakin bertambah rasa sayangnya pada Rebecca.
Dan Oma Lena yang selalu tampil ceria itu sama sekali tak berubah.Ia masih menghabiskan malam dengan bermain monopoli bersama Inah,Tejo dan Jimmy.Hubungan Jimmy dengan Oma Lena pun masih sama seperti dulu.Malah semakin akrab.
Sore itu Oma Lena memesan pizza chicken fettucine seperti biasa dan ia tidak lupa mengingatkan Jimmy untuk mengenalkan pacarnya pada Oma Lena.Jimmy yang sebelumnya mengiyakan permintaan Oma Lena kini tiba-tiba membatalkan.Dia menjelaskan bahwa ia tidak bisa membawa pacarnya kerumah Oma Lena sekarang karena sibuk.Tapi Jimmy akan tetap mengantar pizza pesanannya.
                                                                                ***
Konflik
“Halooo!” Oma Lena berbicara pada cucunya via tlf
“Ya oma?ada apa?”
“kamu main dong Ree kerumah Oma,Oma kangen nih.Oma juga mau curhat-curhat,udah lama kita ga curhat-curhat kan?”
Rebecca tersenyum-senyum sendiri mendengar perkataan Oma Lena.Suara khas dengan logat sunda yang lekat.
“oke deh,tapi agak sore ya Oma.Sekalian nginep deh”
“Soklah  Oma tunggu ya.Nggak usah bawa baju tidur,dirumah Oma kan banyak baju tidur kamu yang ketinggalan”
“hahaa oke sampai ketemu nanti sore ya Oma”
“bye..”
Rebecca adalah cucu satu-satunya Oma Lena sehingga  Oma Lena begitu menyayanginya.Ia begitu bangga  memiliki cucu yang cantik dan berhati lembut.
                                                                                ***
Jimmy saat itu sibuk berat di tempat kerjanya.Sehingga ia tidak dapat memenuhi permintaan Rebecca untuk mengantar kerumah Neneknya.
“Iya sayang,maaf banget ya ga bisa nganter  kerumah nenek kamu.Kamu sama Mang Udin aja ya.Ga papa kan,ga marah kan?” Jimmy meminta maaf lewat tlf
“mmm..yaudah gapapa.Tadinya aku mau ngenalin kamu juga sama Nenek aku”
“besok deh,aku janji..oke?gimana?!!”
“oke..kamu jangan kecapean ya banyak-banyak minum air putih.Kalo udah ga sibuk tlf ya?”
“iya sayang.i love you”
Jimmy melanjutkan aktivitasnya seperti biasa.Ia harus mengantarkan pizza-pizza customer yang berjejer  itu.Sementara Rebecca tengah di perjalanan bersama Mang Udin menuju rumah Oma Lena,sang nenek tersayang.
“Aduhhhh cucu Oma tambah cantik aja” dipeluknya sang cucu itu dengan mesra.Seperti sudah bertahun-tahun tak bertemu.
Rebecca tertawa baginya itu lelucon karena baru  3 hari yang lalu sang nenek pergi berkunjung kerumahya.
“ah Oma,baru juga 3 hari yang lalu kita ketemu”
“ehh 3 hari teh lama bagi Oma”
Kini Oma Lena dan Rebecca duduk berdua disamping kolam ikan koi didepan rumahnya.
“Wahh tambah banyak aja Oma ikan-ikannya”
“Iya atuh kan beranak”
“bertelur oma”
“ya apa aja boleh deh”
Rebecca memandangnya dengan lucu.
Kemudian Inah memanggil-mangil sang nyonya  dari dalam  rumah.
“Nyonyaaaaaa ini ada tlf!”
“Bawa sini atuh cepet”
Inah tertatih-tatih menuju Oma Lena sambil membawa tlf.
“Hallo Oma..aku nganter pizzanya agak telat ya,mungkin satu jam lagi atau dua jam lagi”
“eh borokok teh kumaha ieu teh oma lagi pengen.Yaudah gapapa lah Oma tunggu ya Jim..”
“…”
Setelah selesai Oma memberikan tlf nya lagi pada Inah.
“Oma masih suka langganan pizza?” Tanya Rebecca
“tiap hari” jawab Oma Lena singkat.
“Ehh Re tau ga pengantar pizzanya tuh sahabat oma,orangnya udah ganteng baik lagi.Nanti Oma kenalin kamu sama dia deh” timbalnya lagi.
“hahaa Oma temenan sama borondong?”
“yeee ya biarin atuh berteman mah ga mengenal umur”
Kali ini gelak tawa Rebecca semakin jelas terdengar.
 Twilight dilangit berubah menjadi sebuah malam yang tak berbintang dan tak juga mendung.Angin Kota Bandung semakin dingin terasa.Jimmy dengan motor kerjanya segera menuju rumah Oma Lena untuk mengantar pesanannya.
Ting tong..
Tak ada jawaban dari dalam rumah.
Ting tong..
“Inaaaah..Tejoooo..!!bukain pintu..!!” teriak Oma Lena dari dalam dapur
Tak ada jawaban.
“kebiasaan eta budak dua setiap malem pasti a denger kalo dipanggil!!” gerutu Oma Lena kesal
“Biar aku aja Oma yang buka pintu” timbal Rebecca
Rebecca beranjak dari sofa didepan tv dan segera menuju master room untuk membuka pintu.
Pintu terbuka.
Jimmy tersentak setelah melihat perempuan dihadapannya.Degup jantungnya terhenti.Mukanya kini memerah.Rebecca,perempuan cantik itu mulai mengerutkan keningnya tak percaya karena pengantar pizza itu adalah kekasihnya.
“Jadi…kamu….” Ucap Rebecca terbata-bata diiringi jantungnya yang naik turun tak karuan
“…”Jimmy hanya bisa pasrah menundukkan kepalanya
Rebecca memberikan uang padanya dan merebut  pizza ditangan Jimmy.
“Pergiiii…!” ucapnya
Jimmy terdiam kaku
“aku bilang pergi…!!”
Jimmy masih berdiri pasrah
“PERGI SEKARANG JUGA JIMMY..!” kini perempuan anggun itu berteriak dan dari mata coklatnya yang bening itu keluar air mata.
“Ehhh Reee kenapa reee?ada siapa diluar?kok teriak-teriak begitu?” Terdengar suara Oma Lena dari dalam rumahnya dan Oma Lena cepat-cepat keluar.
Rebecca sekali lagi terkejut,karena Oma Lena kenal Jimmy.Begitupun Jimmy ia tak pernah menyagka bahwa Rebecca adalah cucu Oma Lena.Oma Lena memandang mereka berdua bingung .
“Ree ini Jimmy sahabat Oma yang barusan Oma ceritakan itu.” Ucap Oma Lena.
“Kok kamu nangis” ucap Oma Lena lagi.
“Jimmy..pergi sekarang juga dan jangan pernah muncul dihadapan aku lagi..”Mukanya menatap Jimmy dengan tajam.
“salah kalau aku cinta sama kamu?”ucap Jimmy pelan
“SALAH.SEKARANG JUGA KAMU PERGI .!!PERGI DARI HIDUP AKU.PERGI SEKARANG JUGA JIMMY!!” kini ia mulai marah
Jimmy yang menunduk dan tak dapat berbuat apa-apa itu berlalu pergi meninggalkan Oma Lena dan Rebecca.
“Ih ada apa sih Ree…cerita sama Oma” Tanya Oma Lena
“Jimmiiiii…..tunggu dulu jangan pergi dulu..” Oma Lena mencoba menghentikan langkah kaki Jimmy.Namun usahanya sia-sia,Jimmy tetap pergi tak menghirakan panggilan Oma Lena.Ini adalah pertama Kalinya Jimmy bersikap seperti tiu pada Oma Lena.
Malam yang hening,dan banyak angin,kaku dan dingin.Pada langit yang tak berbintang .Jimmy  pergi meninggalkannya.
Rebecca memeluk Oma Lena dengan erat
“Jimmy bohongin aku Oma,dia bilang sama aku kalau dia kerja kantoran”
“Ga boleh gitu Ree..dia bohongin kamu juga karena dia cinta sama kamu.Jimmy teh laki-laki yang baik,penyayang dan sabar.Oma tau banget sifat-sifatnya,Oma tuh anggap Jimmy udah kaya sahabat sendiri.Lebih dari cucu.”
“Ree ga suka dibohongin Oma!” dia menangis dibahu Oma Lena.
“Oma juga ga suka Re,tapi kasian kan Jimmy juga sakit hati.Dia pasti menilai kamu matrealistis.pasti dia pikir kamu Cuma mau pacaran sama cowok kaya.Bukan seorang pengantar pizza seperti dia”

                                                                   ***

Klimaks
“Lo serius mau resign?” Tanya Luna dipagi yang masih buta itu
“serius”
“Jangan gila deh lo,lo bisa nyari yang lebih dari Rebecca kok.Gue udah tau banget dari awal cewek kaya dia tuh Cuma mau cari cowok tajir doang.Salah lo  juga sih jatuh cinta sama cewek kaya dia”
“udah dong Lun,jangan bikin situasi gue semakin buruk”
“Yaudah kalo lo mau pergi ke Jakarta pagi ini,gue anter lo ke Jakarta sekarang juga” ucap Luna tangannya memegang bahu Jimmy,berusaha membuatnya tenang.
“Makasih ya Lun,gue titip vespa gue dulu sementara”
“iya lo jangan khawatir,bakal gue jaga”
Dimalam yang berselimut kabut itu Luna mengantar Jimmy dengan mobilnya menuju Jakarta.

Antiklimaks
Siang kembali dengan cerahdan panas yang menyengat.Rebecca menyadari kesalahannya.Ia benar-benar merasa kehilangan cintanya.Ia benar-benar menyesal atas kejadian semalam.Oma Lena menyuruhnya untuk segera menghubunginya,namun kini nomor  telephone Jimmypun sudah tak bisa dihubungi lagi.Kemudian Oma Lena menyuruhnya untuk menghubungi kedai tempatnya  bekerja.
“Kriiiiiing…”
“Hallooo……..
“aku mau pesan pizza chicken fettucine personal ya”
“…..”
“Kerumah Oma Lena.”
“…..”
“Boleh ga yang anter pizzanya Jimmy?”
Luna tercengang,heran.
“Maaf mbak,tapi Jimmy udah resign”
“Apaaaaa?terus sekarang dia ada dimana?boleh minta alamat rumahnya ga?”
“Boleh mbak,tapi Jimmy udah balik ke Jakarta tadi malam”
“Apaaaaa!!!secepat itu?”
“Maaf mbak ada panggilan lain yang menunggu,kalau mbak butuh informasi mbak langsung dateng aja kesini.Pesan pizzanya jadi atau..?”
“Enggak.Aku kesana sekarang!!”
Rebecca menemui Luna  siang itu.
“Oh jadi lo pacar barunya Jimmy yang selalu nyusahin itu?”
“Kok mbak ngomongnya gitu sih?”
“iyalah Jimmy selalu pinjem mobil gue setiap dia mau nge-date sama lo,gue sih ikhlas-ikhlas aja tapi lo tuh kesannya matere tau ga?” cetus Luna dengan judes
“Jadi itu bukan mobil Jimmy”
“Bukan,Jimmy Cuma punya vespa dan rasa cinta yang begitu besar sama lo.cinta yang bikin dia bego”
Rebecca menundukkan kepalanya dengan lesu.Air matanya mulai mengalir.Bukan karena Luna memarahinya melainkan penyesalan-penyesalan yang muncul dihatinya.
“jangan cengeng!salah lo juga kenapa nyuruh dia pergi.Ya dia pergilah,SESUAI PERINTAH!” ketus Luna lagi.
“aku nyuruh dia pergi karena dia udah bohongin aku.aku ga suka dibohongin”
“yeeeee ni anak,lo mestinya tau dia tuh booongin lo untuk menutupi kekurangannya,dia ga mau lo ilfil sama dia dan dia takut kehilangan lo”
Rebecca terisak.
“Boleh minta alamat rumahnya di Jakarta?”
Luna menuliskan alamat lengkap rumah Jimmy di Jakarta.Dan ia memberikannya pada Rebecca.
“makasih ya”
“sama-sama,suruh Jimmy kembali kerja lagi ya”
Rebecca mengangguk pelan dan pergi meninggalkan Luna.Oma Lena yang dari tadi tunggu di mobil segera bertanya pada Rebecca yang baru saja keluar dari kedai pizza.
“Gimana Re?”
“Kita ke Jakarta sekarang”
“Sok Tejoo cabutlah cabut.Kita on the way ke Jakarta sekarang.” Ucapa Oma Lena buru-buru.
                                                 ***
Tejo mengendari mobilnya dengan cepat sehingga hanya memakai waktu 2 jam untuk sampai di Jakarta.Mereka segera membututi GPS sesuai alamat yang Luna kasih tadi.Dan sampailah mereka dirumah Jimmy.Rumah itu tidak begitu besar dan tidak juga kecil,bentuknya seperti rumah-rumah adat Jawa.Rumah itu terlihat sangat bersih karena hamper tidak ada satupun sampah dihalamannya.Kemudian Rebecca mulai duluan masuk untuk mengetuk pintunya.
Tuk tuk tuk..
Tak ada jawaban.
Tuk tuk tuk.. kali ini lebih keras
Krekkkk bunyi sebuah pintu tua yang dibuka.
Jantung Rebecca berdebar.Semua rasa ada dalam dirinya.Dari takut,malu,seneng,sedih semua bercampur menjadi satu.
Kemudian ia terdiam memandang lelaki berkumis didepannya.
“mau cari siapa ya?”
“Jimmy ada Om?”
“Oh Jimmy?ada didalam.Maaf dari siapa ya?”
“temannya dari Bandung Om.”
“Oh silakan masuk,biar saya panggil Ji..”
“siapa pah?” Jimmy keluar dari arah belakang tubuh ayahnya.
Rebecca terdiam memandang Jimmy
Jimmy terdiam memandang Rebecca
Ayah Jimmy terdiam memandang mereka
Oma Lena dan Tejo terdiam mendang mereka
Suasana begitu kaku tegang saat itu.
Lalu Rebecca segera memeluk tubuh tinggi leleki yang ia rindukan semalaman.Jimmy terkejut tak percaya.Oma Lena dan Tejo tersenyum gembira.
“Maafin aku Jimmy.Aku masih sayang sama kamu.Kamu mau kan balik ke Bandung lagi buat aku”
Jimmy mengelus rambutnya yang lembut.Dan memberikan sebuah ciuman kecil didahinya.
Tak lama ayah Jimmy menyuruh mereka semua untuk masuk kerumahnya.Siang berganti sore.Langit diangkasa terlihat sangat mempesona saat itu.Meski angin kota Jakartadipenuhi dengan asap-asap hitam legam.Tapi tak ada yang bisa mengalahkan keindahan langit senja yang memerah.

Happy Ending
Jimmy kembali bekerja sebagai pengantar pizza.Rebecca masih selalu berlatih ballerina.Oma Lena masih selalu ceria dengan keluguan Inah dan Tejo.Luna  masih menjadi rekan kerja terbaik Jimmy.Langit-langit di angkasa masih selau menghadirkan keindahan dan menjadikan bingkai kisah-kisah indah percintaan dua insan manusia.
“Pegangan yang kenceng!” Pinta Jimmy pada Rebecca yang duduk dibelakang tubuhnya diatas sebuah motor vespa yang terlihat antik dan bersih.
Lalu dipeluknya bagian perut Jimmy yang kekar itu.Jimmy membawanya ketempat pertama ia membawa Rebecca.Setelah sampai disana Rebecca langsung turun dari motornya dan berlari.Jimmy segera menyusulnya.
“udah nanti kecapean!!”
“siapa suruh bawa aku ketempat kaya gini!” teriak Rebecca
“Kamu mau janji sama aku nggak”
Rebecca berhenti berlari
“jangan bawa cowok lain kesini kan”
Jimmy tersenyum.Dipeluklah tubuh bak botol-botol altar wine itu.                                              

No comments: